Halaman
Pengumpulan dan Pengolahan
Data Penelitian
Sebelumnya, di Bab 3 sudah dijelaskan rancangan metode sosial.
Proposal atau rancangan metode penelitian sosial harus terdiri atas
judul penelitian, masalah penelitian, tujuan dan manfaat, tinjauan
kepustakaan, sampai metode pengumpulan data.
Setelah rancangan penelitian disusun, langkah berikutnya adalah
pengumpulan dan analisis data. Pernahkah Anda mengum pul kan
data atau pernah berpikir dan lalu bertanya-tanya mengapa orang
perlu bersekolah, bekerja, atau makan? Kegiatan tersebut merupakan
pengumpulan data dengan cara berwawancara. Kegiatan ini adalah
kegiatan yang paling penting dalam penelitian. Ketika rencana
sudah dipersiapkan dengan mantap tetapi kegiatan pengumpulan
dan analisis data tidak dilaksanakan dengan baik maka tujuan
yang telah ditetapkan tidak tercapai dengan baik pula. Dengan kata
lain, kegiatan pengumpulan dan analisis data merupakan tahap
pelaksanaan dalam proses melakukan penelitian.
Pengumpulan dan analisis data penelitian didasarkan pada
suatu metode atau prosedur agar data yang diinginkan dapat
terkumpul secara lengkap dari lapangan. Dalam Bab 4 ini, akan
dijelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Anda dalam
Setelah mempelajari B
ab 4, Anda diharapkan dapat mempraktikkannya sekaligus
mengumpulkan dan mengolah data penelitian yang berkaitan dengan materi tersebut.
Apa Manfaat Bagiku?
Penelitian, Data, Kuantitatif, dan Kualitatif
Kata Kunci
Sumber:
Tempo
, 19 September 2004
Data salah satunya dapat diambil dari media massa.
Bab
4
A. Penggolongan Jenis
Penelitian
B. Pengumpulan Data
C. Pengolahan Data
89
90
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Para ahli di bidang metodologi riset berbeda d
alam menggolongkan
jenis-jenis penelitian. Penggolongan jenis penelitian sangat bergantung
pada segi penelitian tersebut ditinjau. Namun, secara umum
penggolongan jenis penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan Cara dan Taraf Pembahasan Masalah
Berdasarkan cara dan taraf pembahasan masalah, penelitian
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah
atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-
fakta yang ada walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi
atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun
menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam
mengadakan suatu spesi
fi
kasi mengenai gejala-gejala
fi
sik ataupun
sosial yang di persoalkan. Di samping itu, penelitian ini harus
mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik
penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil
penelitiannya difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan
sebenarnya dari objek yang diteliti.
b. Penelitian Inferensial
Penelitian ini lebih mengarah kepada pengungkapan suatu masalah,
keadaan, atau kejadian dengan membuat penilaian secara menyeluruh,
meluas, dan mendalam dipandang dari segi ilmu tertentu. Fakta yang
ada tidak sekadar dilaporkan apa adanya, tetapi juga dianalisis untuk
mendapatkan suatu kesimpulan dan gagasan atau saran.
2. Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dibedakan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian Eksploratif
Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirumuskan terlebih dahulu atau mengembangkan hipotesis untuk penelitian
lanjutan. Peneliti dalam penelitian eksploratif perlu mencari hubungan
gejala-gejala sosial ataupun
fi
sik untuk mengetahui bentuk hubungan
tersebut. Peneliti perlu memperluas dan mem pertajam dasar-dasar empiris
mengenai hubungan di antara gejala sosial atau gejala-gejala
fi
sik sehingga
ia benar-benar mampu merumuskan hipotesis-hipotesis yang berarti bagi
penelitian lanjutan.
Instrumen yang dapat dipakai untuk mengumpulkan data
biasanya adalah wawancara, pengamatan (observasi), dan
kepus takaan. Data yang berhubungan dengan objek penelitian
dikumpulkan sebanyak mungkin guna mendukung kesimpulan dan
menciptakan hipotesis.
A
Penggolongan Jenis Penelitian
Riset
Jelaskan perbedaan antara penelitian
deskriptif dan penelitian interensial
serta berikan contohnya.
pengumpulan dan pengolahan data penelitian. Dengan demikian,
setelah mempelajari bab ini diharapkan Anda dapat melaksanakan
penelitian sosial dengan baik melalui kemampuan dalam
mengumpulkan dan mengolah data penelitian.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
91
b. Penelitian Uji
Tujuan penelitian ini adalah menguji satu atau beberapa hipotesis
yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Penelitian ini didasarkan atas
suatu naskah penelitian yang mempersoalkan langkah-langkah teknis
dan metodis yang akan diambil untuk menguji hipotesis. Sampel yang
akan diambil harus benar-benar mewakili populasi. Dasar yang p
aling
tepat untuk melakukan penelitian uji adalah eksperimen guna
mengetahui hubungan sebab akibat.
c. Penelitian Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan masalah atau
keadaan sebagaimana adanya atau berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Dalam penelitian deskriptif dibutuhkan interpretasi atau analisis.
3. Berdasarkan Bentuk dan Metode Pelaksanaannya
Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaannya, penelitian dibagi
tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu bentuk penelitian yang intensif, terintegrasi,
dan mendalam. Subjek yang diteliti terdiri atas satu unit atau satu
kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus. Tujuan studi kasus
adalah memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai
objek yang diteliti yang berarti bahwa studi ini bersifat sebagai satu
penelitian yang eksploratif. Penelitian ini bersifat mendalam sehingga
menghasilkan gambaran peristiwa tertentu. Dalam studi kasus, ada
istilah menghasilkan gambaran longitudinal, yakni pengumpulan
dan analisis data dalam satu jangka waktu tertentu.
Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu keluarga, atau
kelompok masyarakat pada satu lembaga, satu desa atau wilayah,
atau satu kelompok objek lainnya yang cukup terbatas, tetapi
dipandang sebagai satu kesatuan. Segala aspek dalam suatu
kasus harus mendapat perhatian sepenuhnya dari peneliti. Hal-
hal yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah segala sesuatu
yang mempunyai arti dalam riwayat kasus, misalnya peristiwa
terjadinya, perkembangannya, dan perubahan-perubahannya.
Dengan demikian, studi kasus dapat memperlihatkan kebulatan
dan keseluruhan kasus.
Teknik umum yang digunakan dalam studi kasus adalah
observasi langsung, observasi partisipasi, dan teknik wawancara
bebas. Di samping itu, dapat pula dilakukan melalui buku harian,
surat menyurat, dan sebagainya. Meskipun demikian, wawancara
sangat memainkan peranan besar dalam studi kasus. Dua hal yang
sangat memainkan peranan penting dalam studi kasus, yakni
generalisasi dan realitas.
Studi kasus umumnya dipakai dalam rangka studi eksploratif
saja, artinya bukan menguji hipotesis, melainkan memperkembangkan
hipotesis. Studi kasus memiliki keuntungan sebagai berikut.
1) Dapat meneliti kehidupan sosial ekonomi ataupun hal-hal yang
bersifat
fi
sik atau eksakta secara mendalam.
2) Dapat memanfaatkan berbagai teknik pengumpulan data,
seperti observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan alat-alat
pengumpulan data lainnya.
3) Dapat dipakai untuk menguji kebenaran suatu teori.
Jendela
Info
Erikson
(1976) mengadakan
penelitian tentang akibat-akibat
bencana banjir dan pecahnya dam
tahun 1972 di Buffalo Creek,
Virginia
Barat
, mewawancarai yang selamat
dan membaca semua bukti yang
tercatat.
Sumber:
Sosiologi jilid 1
,1999
Sumber:
Tempo,
Januari 2002
Gambar 4.1
Tawuran Antarpelajar
Tawuran antarpelajar dapat diteliti dengan
menggunakan analisis deskriptif.
92
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Adapun kelemahan studi kasus ad
alah sebagai berikut.
1) Kemungkinan untuk membuat generalisasi sangat terbatas karena
hanya mempelajari atau meneliti aspek-aspek yang spesi
fi
k.
2) Biaya relatif lebih banyak karena memerlukan waktu lebih lama
daripada survei.
b. Survei
Pakar
Sosiologi
Karl Marx
, pada 1880 menggunakan
teknik survei dengan cara mengirimkan
daftar pertanyaan ke-25.000 orang
buruh di Prancis.
In 1880, Karl Marx was used a survey
technique to send list of question back
to the twenty five thousands of labor in
France.
Sumber:
Pengantar Sosiologi
, 2000
Diskusikan dengan kelompok belajar Anda yang terdiri atas empat siswa. Mengapa dalam
studi kasus perlu generalisasi dan realitas?
Kerja Sama 4.1
Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau
individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan
melalui individu atau sampel
fi
sik tertentu dengan tujuan agar
dapat menggeneralisasikan terhadap hal yang dit
eliti. V
ariabel
yang dikumpulkan dapat berupa
fi
sik ataupun sosial. Variabel
yang bersifat
fi
sik misalnya tanah, iklim, sedangkan yang bersifat
sosial misalnya berupa kependudukan, agama, mata pencaharian,
pendapatan penduduk.
Survei dapat dipakai untuk tujuan deskriptif dan menguji suatu
hipotesis. Selain itu, juga dapat dipakai dalam penelitian eksploratif yang
bertujuan menguji suatu hipotesis atau lebih umum lagi menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel.
Survei untuk penelitian sosial kemasyarakatan biasanya menggunakan
teknik wawancara, kuesioner, atau angket, sedangkan untuk penelitian
fi
sik menggunakan observasi langsung melalui suatu sampel.
Mutu survei sangat bergantung pada hal-hal berikut.
1) Besarnya sampel yang diambil. Semakin besar sampel yang
diambil, semakin besar pula kemungkinannya untuk mewakili
suatu populasi.
2) Tingkat kepercayaan data dan informasi yang diperoleh dari
sampel atau responden. Informasi yang benar dan akurat yang
diperoleh dari responden sangat menunjang tingkat kepercayaan
suatu survei.
Keuntungan survei yaitu sebagai b
erikut.
1) Dilibatkan lebih banyak orang untuk mencapai generalisasi atau
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2) Dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.
3) Sering tampil masalah-masalah yang sebelumnya tidak
diketahui.
4) Dapat dibenarkan atau mewakili teori tertentu.
5) Biaya lebih rendah karena waktunya lebih singkat.
Adapun kelemahan survei ant
ara lain sebagai berikut.
1) Penelitian tidak mendalam.
2) Pendapat populasi yang disurvei antara lain dapat mengandung
unsur-unsur emosional dan politik.
3) Tidak ada jaminan bahwa angket bisa dijawab oleh responden
yang dijadikan sampel.
c. Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian untuk
meng adakan kegiatan percobaan guna mendapatkan sesuatu hasil.
Hasil tersebut menunjukkan hubungan sebab akibat antarvariabel.
Tujuan eksperimen adalah untuk mengetahui sebab dan akibat dari
objek yang diteliti.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
93
Penelitian eksperimen dapat dilakukan melalui penelitian
lapangan dan juga laboratoris. Contoh penelitian lapangan adalah
penelitian ilmu sosial pada suatu masyarakat di daerah tertentu;
dan mata pelajaran Sosiologi dengan mengg
unakan metode-metode
mengajar tertentu. Penelitian secara laboratoris jauh lebih mudah
dilakukan daripada penelitian eksperimen dalam ilmu-ilmu
sosial karena dalam penelitian laboratorium, orang lebih mampu
mengontrol variabel-variabel tertentu yang dapat memengaruhi
variabel lainnya.
Penelitian eksperimen dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya
menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan karena banyaknya variabel
yang dapat berpengaruh terhadap variabel yang dipengaruhi.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh seorang peneliti eksperimen
tidak hanya bersumber dari kesulitan mengadakan manipulasi
berbagai situasi, tetapi juga dalam penyusunan metode itu sendiri.
Misalnya, tidak adanya unit kontrol yang dapat dipakai sebagai
patokan pembanding dengan unit eksperimen.
Penelitian eksperimen dapat dilaksanakan dengan membagi
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen adalah suatu kelompok yang sengaja
dipengaruhi oleh variabel tertentu, misalnya dengan menggunakan
metode baru, sedangkan kelompok kontrol adalah suatu kelompok
yang dipergunakan untuk menguji sampai di mana terjadi perubahan-
perubahan variabel eksperimen.
Contoh gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yakni sebagai berikut. Seorang guru ingin mengetahui seberapa jauh
tingkat prestasi pelajar SMA terhadap mata pelajaran Sosiologi. Guru
tersebut mengajar Kelas XII IPS A dengan menggunakan metode
mengajar Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Kelompok ini disebut
kelompok eksperimen. Di pihak lain dan dalam waktu yang hampir
bersamaan, guru tersebut mengajarkan pelajaran Sosiologi terhadap
pelajar SMA Kelas XII IPS B dengan menggunakan metode mengajar
cara biasa (sistem indoktrinasi). Kelompok ini disebut kelompok
kontrol. Setelah itu, kedua kelompok pelajar diuji guna mengetahui
seberapa jauh kelompok eksperimen berhasil mencapai prestasi
dibanding kelompok kontrol.
4. Berdasarkan Bidang yang Dipilih
Berdasarkan bidang yang akan diteliti, penelitian dapat dibagi dua,
yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
Penelitian ini dapat berupa penelitian ilmu pengetahuan alam, ilmu
kimia, matematika, biologi, dan sebagainya.
b. Penelitian Bidang Ilmu Sosial
Penelitian ini dapat berupa ilmu sejarah, sosiologi, agama, bahasa,
kependudukan, dan sebagainya.
5. Berdasarkan Pemakaiannya
Berdasarkan pemakaiannya penelitian dapat dibagi dua, yaitu
sebagai berikut.
a. Penelitian Murni
Penelitian ini bersifat menguji ilmu tertentu dengan menggunakan
teori tertentu. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh teori-
teori baru dalam bidang ilmu yang diselidiki. Hal tersebut menjadikan
penelitian murni disebut juga penelitian dasar.
Sumber:
www. resman-bali.net
Gambar 4.2
Eksperimen
Melakukan eksperimen di laboratorium
94
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
b. Penelitian Terpakai atau Terapan
Tujuan penelitian ini adalah agar hasilnya dapat dipergunakan atau
diimplementasikan. Penelitian terapan diselenggarakan dalam rangka
mengatasi masalah nyata dalam kehidupan. Penelitian ini merupakan
usaha menemukan langkah perbaikan suatu aspek kehidupan yang
perlu diperbaiki. Untuk itu, p
eneliti berusaha menemukan masalah-
masalah atau kelemahan-kelemahan yang menjadi faktor penghambat
terhadap subjek yang diteliti, kemudian dicari alternatif cara yang
paling tepat dan praktis untuk mengatasinya.
6. Berdasarkan Tempatnya
Berdasarkan tempatnya, penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.
a. Penelitian Laboratorium
Penelitian ini menggunakan alat-alat laboratorium sebagai media
penelitian.
b. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini menggunakan kepustakaan sebagai sumber data
penelitian. Peneliti berusaha mencari data dari berbagai literatur
yang berhubungan dengan subjek yang mereka teliti, baik melalui
perpustakaan maupun tempat lainnya.
c. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan di lapangan dalam arti dapat berupa
wilayah tertentu (desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya), lembaga
atau instansi atau organisasi kemasyarakatan, serta objek-objek
alami seperti penelitian tanah, tanaman, hewan, sungai, topogra
fi
,
dan sebagainya.
Gambar 4.3
Meneliti
Meneliti kualitas tanaman terhadap tingkat
pendidikan pekerja
Sumber:
ww.karantinadeptan.go.id
Jenis penelitian dapat pula diklasifikasikan berdasarkan jumlah orang yang meneliti
menjadi penelitian individual dan penelitian kelompok. Carilah oleh Anda ciri atau
karakteristik kedua jenis penelitian tersebut.
Opini 4.1
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
95
Dalam penelitian, selalu digunakan teknik pengumpulan data
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kesesuaian data dengan
teknik bergantung pada tipe, jenis, dan kondisi penelitian. Untuk
itu, peranan alat pengumpul data sangat penting karena alat ini
digunakan sebagai pedoman atau pegangan selama pengumpulan
data itu berlangsung. Berikut ini akan dibahas mengenai penggunaan
metode dalam pengumpulan data di lapangan.
1. Teknik Angket
Angket adalah alat pengumpul data untuk kepentingan penelitian.
Angket digunakan dengan mengedarkan formulir yang berisi
beberapa pertanyaan kepada beberapa subjek (responden) untuk
mendapat tanggapan secara tertulis. Sebelum angket disusun harus
melalui prosedur sebagai berikut.
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket.
b. Mengidenti
fi
kasi variabel sasaran angket.
c.
Menjabarkan variabel menjadi subvariabel menjadi spesi
fi
k dan
tunggal.
d. Menentukan jenis data, sekaligus menentukan teknik
analisisnya.
Angket memberikan gambaran dari jawaban yang diberikan
subjek (responden), baik yang anonim (tanpa nama) maupun
yang bernama. Angket anonim memang ada kebaikannya karena
responden bebas mengemukakan pendapat. Namun, penggunaan
angket anonim mempunyai kelemahan, di antaranya:
a. sukar ditelusuri apabila ada kekurangan pengisian yang
disebabkan responden kurang memahami maksud item atau
pertanyaan dalam angket tersebut; dan
b. tidak mungkin mengadakan analisis lebih lanjut apabila peneliti
ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik yang
diperlukan.
Faktor-faktor yang memengaruhi perlu tidaknya angket diberi
nama antara lain:
a. tingkat kematangan responden;
b. subjektivitas item menyebabkan responden enggan memberikan
jawaban;
c. kemungkinan banyaknya pertanyaan dalam angket; dan
d. prosedur (teknik) yang akan diambil pada waktu menganalisis
data.
Untuk memperoleh angket dengan hasil mantap, dilakukan
proses uji coba. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk
memberikan saran-saran perbaikan bagi angket yang akan diedarkan.
Situasi sewaktu uji coba dilaksanakan harus sama dengan situasi
kapan penelitian yang sesungguhnya.
Terdapat empat cara pemakaian angket yang dapat dilakukan
oleh peneliti, yaitu sebagai berikut.
a. Angket digunakan dalam wawancara tatap muka dengan
responden.
b. Angket diisi sendiri oleh responden.
c. Angket dapat dilakukan dengan wawancara melalui telepon.
d. Angket diposkan dan dikembalikan oleh responden.
Sumber:
Femina
, 22–28 September 2005
Gambar 4.4
Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dengan angket dapat
melalui wawancara langsung dan telepon.
B
Pengumpulan Data
96
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Angket memiliki kelemahan dan kelebihan. Salah satu kelemahan
angket adalah jika angket yang disebarkan kepada responden sukar
kembali. Untuk mengatasi kelemahan ini, peneliti harus meyakinkan
responden bahwa bantuannya sangat diperlukan. Peneliti sebaiknya
mengirim surat kepada responden yang isinya seolah-olah yakin
bahwa angketnya akan diisi tetapi belum mempunyai waktu.
Kemudian, peneliti menyebarkan angket harus melebihi kebutuhan
atau melebihi jumlah responden yang telah ditentukan.
Berdasarkan jenis penyusunan pertanyaannya, angket dibagi
menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut.
a. Angket Tipe Isian
Semua persoalan yang diajukan kepada responden (orang
yang dimintai keterangan), dalam bentuk pertanyaan, permintaan,
komentar terhadap suatu kejadian atau keadaan. Orang yang
dimintai keterangan (responden) diharapkan mengisi setiap jawaban
dari setiap pertanyaan yang diajukan secara bebas. Setiap pertanyaan
yang diajukan disebut
items
. Dengan demikian, kebebasan jawaban
dari responden disebut
open end item
, angketnya dinamakan
open
form questionnare
. Selain itu terdapat pula jenis angket dengan setiap
pertanyaan yang memerlukan jawaban terbatas disebut
Supply type
item
, angket ini dinamakan
closed form questionnare
.
Berikut ini contoh dari kedua bentuk angket tersebut, yaitu:
1) Bentuk terbuka
open end item
Bagaimana pendapat Anda apabila:
a) Setiap siswa yang meninggalkan kelas sebelum pelajaran
berakhir? ......................................................................................
......................................................................................................
b) Siswa yang merokok di dalam kelas? ....................................
......................................................................................................
c) Setiap siswa yang sering melakukan perkelahian dikeluarkan
dari sekolah? ......................................................................................
d) Pelajaran Sosiologi yang diberikan di Kelas XII IPS dalam
bentuk diskusi? .........................................................................
e) Setiap siswa yang masuk terlambat dikenakan hukuman,
dengan jalan membersihkan WC sekolah ? ..........................
......................................................................................................
f) Dan lain-lain ..............................................................................
Jawaban bebas dari item (pertanyaan) tersebut memungkinkan
peneliti menyelidiki perasaan, pendapat, atau latar belakang
responden secara luas.
2)
Supply type closed form item
a) Apa hobi Anda? ........................................................................
......................................................................................................
b) Mata pelajaran apa yang Anda senangi ? ..............................
......................................................................................................
c) Berapa jam atau menit kemampuan Anda membaca setiap
hari? .............................................................................................
d) Mata pelajaran apa yang Anda takuti ? .................................
......................................................................................................
e) Ke mana Anda setiap malam Minggu? .................................
......................................................................................................
f) Dan lain-lain ..............................................................................
......................................................................................................
Soal Pengayaan
(UN SMA IPS, 2005)
Salah satu fungsi data bagi peneliti
adalah untuk mengambil suatu
keputusan. Hal ini karena data
berkaitan dengan ....
a. pendapat umum yang
berkembang luas di masyarakat
b. konsensus berbagai kalangan
yang didukung oleh penguasa
c. gambaran suatu keadaan yang
dapat dijadikan dasar suatu
pendapat
d. unsur pembangunan yang paling
vital dan sangat berharga
e. asumsi seseorang yang dipakai
sebagai pijakan menyatakan
suatu pendapat
Jawaban: c
Data adalah bahan mentah yang
perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, atau data
adalah kumpulan data yang berisi
informasi atau pendapat.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
97
Kelemahan-kelemahan angket bentuk isian adalah sebagai
berikut.
1) Responden mungkin merasa segan memberikan jawaban yang
lengkap.
2) Kemungkinan responden tidak memberikan jawaban yang
sebenarnya.
3) Apabila responden banyak, peneliti akan sukar menarik
kesimpulan dari setiap pertanyaan.
b. Angket Tipe Pilihan
Angket tipe pilihan meminta responden untuk memilih jawaban
dari setiap item (pertanyaan), baik yang berbentuk
multiple choice
maupun
force choice
dalam bentuk ya-tidak, setuju-tidak setuju,
atau boleh-tidak boleh. Bentuk angket pilihan ganda disenangi oleh
responden karena waktu pengisian cukup singkat dan tidak banyak
memerlukan pemikiran.
Pertanyaan (
item
)
multiple choice
dan
force choice
dapat di gunakan
untuk menyelidiki fakta-fakta objektif (
fact
fi
nding
) atau fakta-fakta
subjektif (pendapat, keyakinan, dll.).
Berikut ini contoh pertanyaan dalam bentuk
force choice.
1) Untuk
fact
fi
nding
a) Jenis kelamin ?
c) Anda punya pacar ?
( ) wanita
( ) ya
( ) pria
( ) tidak
b) Anda pernah berkelahi ?
d) Anda mengikuti
( ) ya bimbingan tes?
( ) tidak
( ) ya
( ) tidak
Responden cukup memberi tanda silang di depan jawaban yang
sesuai dengan dirinya.
2) Untuk menyelidiki pendapat
a) Apakah Anda merasa tenang dengan adanya perkelahian
pelajar?
( ) ya ( ) tidak
b) Apakah buku-buku di perpustakaan sekolah membantu
menambah pengetahuan?
( ) ya ( ) tidak
c) Apakah pekerjaan rumah mengganggu waktu bermain?
( ) ya ( ) tidak
d) Apakah tata tertib sangat memberatkan siswa?
( ) ya ( ) tidak
Bentuk
force choice
tidak hanya
ya
atau
tidak
saja, tetapi banyak
lagi bentuk-bentuk lain, tentu saja bergantung pada masalah yang
ditanyakan kepada responden.
Angket bentuk pilihan ganda (
multiple choice
) menyediakan
beberapa alternatif jawaban (lebih dari dua) yang harus diisi oleh
responden, misalnya:
1) Untuk
fact
fi
nding
a) Tujuan Anda setelah lulus SMA?
( ) ITB
( ) PTS
( ) Unpad
( ) Kursus
b) Sejak kapan Anda senang berkelahi?
( ) TK
( ) SD
98
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
( ) SMP
( ) sampai sekarang
c) Ke mana Anda apabila membolos sekolah?
( ) pulang ke rumah
( ) ke tempat keramaian
( ) ke bioskop
( ) nonton TV
d) Di mana Anda mendapatkan buku pelajaran?
( ) beli di toko
( ) pinjam kepada teman
( ) pinjam ke perpustakaan
( ) beli di loak
2) Untuk menyelidiki pendapat atau keyakinan
a) Apakah Anda akan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi?
( ) ya baik PTN atau PTS
( ) tidak ada biaya
( ) apabila ada biaya
( ) bergantung pada situasi nanti
b) Bagaimana pendapat Anda mengenai perkelahian pelajar?
( ) mengganggu ketertiban
( ) sebagai solidaritas dengan teman
( ) menambah keberanian
( ) membahayakan jiwa
c) Hukuman apakah yang pantas diberikan kepada yang suka
bolos?
( ) dijemur
( ) dinasihati guru wali kelas atau guru BP
( ) dikeluarkan
( ) diperingatkan sampai tiga kali; jika masih membolos,
di keluarkan
(d) Bagaimana pendapat Anda mengenai pacaran?
( ) menyenangkan, membantu kegiatan belajar
( ) cukup untuk mengenal sifat masing-masing
( ) dapat mengganggu konsentrasi belajar
( ) tidak baik bagi anak sekolah
Angket bentuk pilihan ganda memiliki banyak alternatif jawaban
sehingga akan memperluas dan memperdalam permasalahan.
c. Menyusun Pertanyaan
Pertanyaan (
item
) merupakan alat untuk memancing respons
dari orang yang dijadikan subjek penelitian. Pertanyaan yang
diajukan harus benar-benar dapat diterima oleh responden dan tidak
membingungkan sehingga perlu diperhatikan petunjuk penyusunan
pertanyaan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut.
1) Gunakan kata-kata yang artinya tidak rangkap.
2) Susun kalimat yang sederhana dan jelas.
3) Hindari penggunaan kata-kata yang tidak ada gunanya.
4) Hindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada gunanya.
5) Masukkan semua kemungkinan jawaban agar pilihan jawaban
memiliki dasar yang beralasan, tetapi hindari pengkhususan
yang tidak jelas, baik dalam pertanyaan maupun dalam
jawaban.
6) Perhatikan pertanyaan yang dimasukkan harus diterapkan pada
situasi menurut pendapat responden.
7) Hindari menanyakan pendapat responden, kecuali jika pendapat
tersebut yang akan diselidiki.
Riset
Susunlah pertanyaan minimal 10
dengan tema pendidikan.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
99
8) Hindari kata-kata yang terlalu kuat (mengiringi jawaban) atau
terlalu lemah (tidak merangsang). Mengiringi jawaban akan
mendorong responden keluar dari jalur masalah yang diteliti.
Kata yang terlalu lemah akan memancing respons yang tidak
memadai sehingga jawaban lebih dari satu pilihan.
9) Susun pertanyaan yang tidak memaksa responden menjawab
yang tidak sebenarnya karena takut akan adanya tekanan-tekanan
sosial.
10)
Hindari membuat pertanyaan yang dapat dijawab dengan
beberapa jawaban apabila hanya satu jawaban yang
diinginkan.
11) Jika mungk
in, susunlah pertanyaan yang sedemikian rupa
sehingga dapat membebaskan responden dari berpikir terlalu
kompleks.
12) Hindari kata-kata yang sentimental, seperti, cantik, jelek, buruk,
dungu, bodoh, kurang ajar, dan lain-lain, sekiranya ada kata-kata
lain yang lebih sopan dan netral.
2. Wawancara
Wawancara atau
interview
(tanya jawab lisan) merupakan salah
satu bagian yang terpenting setiap penelitian. Tanpa wawancara,
peneliti akan kehilangan informasi yang hanya didapat langsung
melalui wawancara dengan responden. Pewawancara memerlukan
persyaratan tertentu, yaitu keterampilan mewawancarai, motivasi
yang tinggi, tidak ragu dan tidak takut dalam menyampaikan
pertanyaan. Persyaratan itu sangat perlu karena antara pewawan cara
dan responden masing-masing memiliki karakter yang berbeda dan
tentu hal ini akan menghambat kelancaran proses wawancara.
Sebelum melakukan wawancara, pewawancara perlu
mempersiapkan diri terlebih dahulu melalui latihan. Pewawancara
yang sudah berpe ngalaman pun perlu persiapan dan latihan. Latihan
wawancara diadakan untuk memberikan bekal keterampilan untuk
mengumpul kan data dengan hasil yang baik.
Pewawancara merupakan kunci keberhasilan perolehan data
yang diperlukan. Sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan
wajah, tutur kata, keramahan, serta keseluruhan penampilan akan
sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden. Oleh karena itu,
perlu adanya latihan yang intensif bagi calon pewawancara. Fungsi
pedoman wawancara adalah untuk mendapatkan hasil pencatatan
yang lebih cepat dan perolehan data yang diperlukan.
Saat proses wawancara berlangsung diperlukan situasi dan
kondisi yang menunjang dan hindari dari pengaruh eksternal yang
dapat mengganggu kelancaran wawancara. Teknik wawancara yang
perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
a. Usahakan pada waktu wawancara hanya responden yang hadir
dan wawancara pun tidak membawa teman.
b. Reaksi atau jawaban pertama terhadap pertanyaan itulah
pendapat responden yang sesungguhnya.
c.
Jangan tergesa-gesa menulis jawaban tidak tahu karena jawaban
tidak tahu dari responden sebenarnya dia sedang berpikir. Oleh
karena itu, pewawancara harus sabar.
d. Pada jawaban ya dan tidak, seringkali responden menambah kan
keterangan maka semua jawaban tersebut dicatat dan tulislah
komentar responden.
e. Jawaban responden harus dimengerti maksudnya sebelum
dicatat jika belum jelas sebaiknya ditanyakan lagi.
Jendela
Info
Fakta yang diperlukan terkadang
tidak tercatat, dan orang hanya
dapat mengetahuinya jika ia
menanyakannya.
Ferree
pada 1976
mewawancarai 135 wanita yang
mempunyai anak usia sekolah dasar,
dan melaporkan bahwa para istri
yang seluruh kegiatannya terbatas
dalam rumah tangga “kurang puas
dalam hidup” dibandingkan istri yang
bekerja di luar rumah. Akan tetapi,
dalam wawancara yang dilakukan
Wright
, pada 1978 dengan jumlah
informan
besar dan bersifat nasional
serta pertanyaan yang sama,
menghasilkan data yang berbeda.
Hasil wawancara menyatakan tidak
ada hubungan yang tetap antara
kepuasan hidup istri dengan keadaan
apakah mereka bekerja di luar
rumah. Kasus tersebut memberi
gambaran bahwa penelitian tunggal
jarang memberikan bukti yang cukup
sebelum diperkuat oleh penelitian
ulang.
Sumber:
Sosiologi Jilid 2
,1999
100
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
f. Usahakan sambil menulis, tetap mendengarkan atau
berbicara.
g. Setelah selesai wawancara, periksalah pedoman wawancara
dengan teliti agar semua pertanyaan dan jawaban terkoreksi.
h. Jika menggunakan alat perekam, hendaknya meminta izin
responden.
i. Jenis kelamin yang diwawancara sebaiknya sama dengan
pewawan cara.
Penggunaan wawancara sebagai teknik pengumpulan data harus
dilaksanakan dengan efektif. Artinya, dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasa harus
jelas dan terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh
adalah data objektif yang dapat dipercaya.
Beberapa kelemahan wawancara yaitu sebagai berikut.
a. Tidak cukup e
fi
sien, memboroskan waktu, tenaga, dan biaya.
b. Bergantung kepada kesediaan, kemampuan, dan keadaan
responden.
c. Jalan dan isi wawancara sangat mudah dipengaruhi keadaan
sekitarnya yang memberikan tekanan-tekanan mengganggu.
d. Pewawancara harus yang benar-benar menguasai bahasa yang
diwawancarai.
e. Jika pendekatan sahabat-karib dilaksanakan untuk menyelidiki
masyarakat yang heterogen, diperlukan pewawancara yang
banyak. Misalnya, jika masyarakat terdiri atas beberapa
golongan yang bertentangan, satu pewawancara melayani satu
golongan.
3. Observasi
Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala
fi
sik dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Observasi dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data
jika memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Dijadikan pada pola dan tujuan penelitian yang sudah
ditetapkan.
b. Direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis.
c.
Dikaitkan dan dicatat secara sistematis dengan proposisi yang lebih
umum, dan tidak karena didorong oleh rasa ingin tahu belaka.
d. Dicek dan dikontrol validitas, reliabilitas, dan ketelitiannya.
Ciri observasi sebagai teknik pengumpulan data memiliki sifat-
sifat sebagai berikut.
a. Mempunyai arah dan tujuan yang khusus.
b. Observasi ilmiah tidak dilakukan secara untung-untungan atau
sesuka hati dalam usaha mendekati situasi atau objeknya, tetapi
dilakukan secara sistematis dan berencana.
c.
Observasi sifatnya kuantitatif, yaitu mencatat sejumlah peristiwa
tentang tipe-tipe tingkah laku sosial tertentu.
d. Observasi melakukan pencatatan dengan segera, secepatnya,
tidak menyandarkan diri pada kekuatan ingatan.
e. Menuntut adanya keahlian, dilakukan oleh orang terlatih untuk
tugas ini.
f. Hasil observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjamin
reliabilitas dan validitasnya.
4. Dokumen dan Media Massa
Pengumpulan data dari bahan dokumen merupakan
pengumpulan data dari hasil catatan yang dilakukan pada waktu
lampau. Pengumpulan data itu dapat berupa hal-hal berikut.
Soal Pengayaan
(UN SMA IPS, 2004)
Pengamatan yang dilakukan dengan
cara melibatkan diri dalam situasi objek
yang diteliti disebut observasi
....
a. langsung
b. tidak langsung
c. tidak berstruktur
d. berstruktur
e. pastisipatif
Jawaban: e
Observasi partisipatif yaitu seorang
pengamat terlibat langsung dengan
objek yang diamati.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
101
a.
Surat pribadi
. Surat-menyurat yang telah dilakukan oleh
seseorang pada masa lampau, menggambarkan emosi, karakter,
sifat, curahan hati, dan lain-lain. Misalnya, penelitian mengenai
keadaan masyarakat Indonesia yang digambarkan dalam surat
R.A. Kartini
kepada
Ny. Abendanon
sehingga terkumpul
dalam bukunya berjudul
Habis Gelap Terbitlah Terang
. Isi
surat tersebut, selain watak dan sikap R.A. Kartini mengenai
perjuangannya, juga menggambarkan tradisi dan adat istiadat
Jawa pada saat itu.
b.
Catatan dan buku harian
. Buku harian memuat peristiwa-
peristiwa penting yang dialami seseorang pada masanya. Dari
buku harian tokoh angkatan ‘66 dapat ditemukan peristiwa-
peristiwa yang terekam, misalnya situasi politik pada tahun 1966.
Begitu pula tokoh-tokoh lain yang membuat catatan hariannya
merupakan bahan dokumen dalam penelitian sejarah.
c.
Surat resmi
. Surat-surat resmi yang pernah dikeluarkan oleh
suatu lembaga merupakan bahan dokumentasi mengenai
keadaan lembaga bersangkutan atau situasi administrasi, politik,
kemasyarakatan, tradisi, hukum, dan lain-lain yang pernah
terjadi di masa lampau.
d.
Memoirs
. Hampir sama dengan catatan harian, tetapi tidak
menyinggung masalah-masalah pribadi. Memoirs berisi hal-hal
yang bersifat umum dari suatu catatan perjalanan. Memoirs
banyak memuat keadaan suatu masyarakat, negara, adat istiadat
dan lain-lain yang berlaku di suatu daerah, misalnya mengenai
catatan perjalanan Columbus ke Benua Amerika atau catatan
perjalanan yang ditulis oleh orang Belanda pada abad XIX
mengenai kehidupan orang Jawa.
e.
Dokumen pemerintah
. Dokumen yang dibuat pemerintah
merupakan suatu bahan kajian yang memiliki ketelitian yang
telah terjadi di masa lampau. Hal ini memberikan peristiwa-
peristiwa yang benar-benar telah terjadi, kemudian diarsipkan
dan disimpan sebagai suatu dokumen. Pada zaman kolonial
Belanda, banyak sekali arsip-arsip yang disimpan sebagai suatu
catatan sejarah Indonesia mengenai aktivitas pejabat pemerintah,
kegiatan militer, transaksi di bidang administrasi, dan lain-lain
sehingga dokumen pemerintah tersebut dikategorikan sebagai
berikut.
1)
Missive
, ialah surat-surat resmi dari para asisten residen dan
residen kepada gubernur jenderal.
2) Keputusan Pemerintah.
3) Memoranda, ialah laporan yang diucapkan pada waktu
serah terima jabatan.
4)
Militair Journaal
, ialah catatan harian dari kesatuan militer
yang melakukan operasi.
5) Surat kawat, telegram yang ditujukan kepada suatu lembaga-
lembaga lain.
6) Notula rapat, catatan selama rapat berlangsung dan
kesimpulan dari pelaksanaan rapat.
7)
Proces verbaal
dari suatu persiapan pengadilan.
Pengambilan dokumen dapat diambil dari media massa, majalah,
jurnal, dan lain-lain. Media massa dapat bersifat objektif dan subjektif
terhadap masalah sosial yang terjadi. Adanya kedua sifat tersebut
dalam media massa menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Riset
Apakah Anda suka menulis buku
harian? Jika Anda rutin menulis
buku harian, suatu saat Anda dapat
belajar dengan mudah mengingat
peristiwa-peristiwa masa lalu dan
Anda belajar berkreasi dalam
menuangkan ide serta bahasa.
Jika Anda belum menulis buku
harian, mulailah dari sekarang
mencatat peristiwa-peristiwa dalam
keseharian Anda.
102
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Gambar 4.5
Pengambilan Data
Pengambilan data salah satunya dapat
dicari melalui media massa.
Sumber:
Tempo
, 19 September 2004
Setelah data terkumpul, secepatnya diolah agar data tersebut
memberikan gambaran mengenai masalah yang diajukan. Hasil
pengolahan data dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran sebagai
hasil temuan dari masalah yang ada di lapangan.
Untuk mendapatkan suatu gambaran dari data yang diolah,
perlu adanya analisis sebagai akhir dari penyilidikan. Analisis di sini
dibedakan atas dua macam, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.
Perbedaan ini bergantung pada sifat data yang dikumpulkan.
Data yang bersifat monogra
fi
s menggunakan analisis kualitatif,
sedangkan data yang memiliki jumlah lebih besar menggunakan
analisis kuantitatif.
C
Pengolahan Data
Penggunaan fakta dalam media massa sering harus teliti
disebabkan singkatnya waktu dalam pengumpulan berita dan
mengolah informasi yang didapat wartawan maka unsur subjektif
berita muncul. Pengumpulan data melalui media massa dapat
dilakukan secara periodik. Media massa sangat berguna dalam
mencari masalah untuk bahan penelitian karena tidak sedikit berita-
berita yang berhubungan dengan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat. Namun, peneliti perlu ketelitian dalam memilih masalah
tersebut agar terhindar dari unsur subjektivitas wartawan sehingga
kaji ulang terhadap suatu masalah perlu dilakukan. Begitu pula,
penyelidik harus netral dalam membaca setiap masalah sosial yang
terjadi dengan tidak memasukkan unsur pribadi atau golongan.
Bacalah artikel dari media massa. Jumlah artikel lebih dari satu, tetapi masih dalam
satu tema. Bandingkan artikel yang satu dengan yang lainnya. Anda diharapkan dapat
menganalisis apakah berita di media massa tersebut bersifat netral atau ada unsur-unsur
subjektivitas dari wartawan. Diskusikan dengan kelompok belajar Anda yang terdiri atas
enam orang siswa. Setiap anggota kelompok minimal membawa satu artikel yang satu
tema dengan kelompoknya.
Kerja Sama 4.2
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
103
Analisis kuantitatif disebut juga analisis statistik, yang memiliki
proses beberapa tahap yang saling berkaitan, di antaranya:
1. tahap pengolahan data, merupakan awal dari data yang telah
dikumpulkan;
2. tahap pengorganisasian data, memilah-milah data sesuai dengan
masalah yang diajukan; dan
3. tahap temuan hasil, merupakan akibat dari analisis data
yang memberikan gambaran dari kebenaran-kebenaran di
lapangan.
Di dalam pengumpulan dan pengolahan data terdapat beberapa
prosedur agar data yang terkumpul dapat diolah sesuai dengan yang
diharapkan sehingga terbukti secara lahiriah (empirik). Pengumpulan
dan analisis data tidak begitu saja terbentuk, tetapi melalui beberapa
rangkaian kegiatan yang saling menunjang, seperti pengelompokan
data, kecenderungan data, dan hubungan antar data.
1. Pengelompokan Data
Data yang telah terkumpul dari lapangan perlu diteliti kembali
yang disebut editing. Terutama data yang dikumpulkan melalui
angket atau melalui wawancara. Adapun editing yang berasal dari
angket akan diteliti kembali, terutama yang berhubungan dengan
hal-hal sebagai berikut.
a. Lengkapnya pengisian, angket harus berisi lengkap. Setiap
pertanyaan yang ada dalam angket harus terisi, terutama untuk
angket dalam bentuk terbuka.
b. Keterbacaan tulisan, tulisan yang ada dalam angket bentuk
terbuka harus terbaca, apabila tidak atau sulit dibaca, akan terjadi
penafsiran yang salah mengenai isi pertanyaan yang diajukan.
c. Kejelasan makna jawaban, seorang pengumpul data atau
responden sebaiknya dapat menuliskan jawaban yang jelas
maknanya agar tidak salah menafsirkan maksud dari jawaban.
d. Keajegan dan kesesuaian jawaban satu sama lain, jawaban yang
ditulis dalam angket ada kesesuaian antara jawaban yang ada
dalam pertanyaan pertama dan jawaban dalam pertanyaan
selanjutnya sehingga setiap pertanyaan tidak ada kesan asal
dijawab.
e. Relevansi jawaban, bagi pengumpul data hasil wawancara harus
cermat dalam menyusun pertanyaan agar setiap jawaban ada
hubungannya dengan masalah penyelidikan. Jika data atau
jawaban tidak relevan dengan masalah yang diajukan, tentu saja
akan percuma dan tidak berharga.
f.
Keseragaman satuan data, misalnya untuk data mengenai luas
maka ada keseragaman dalam satuan ukuran seperti km2 jangan
disatukan dengan ukuran yang lain seperti M2, Are, Ha, dan
lainnya. Demikian pula untuk ukuran berat, jumlah, nilai uang,
dan lain-lain.
Jika editing selesai dilakukan, dilanjutkan dengan penge-
lompok kan data yang disebut dengan koding data. Koding adalah
usaha mengelompokkan atau mengklasi
fi
kasikan jawaban-jawaban
para responden menurut macamnya. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah menganalisis data dari setiap pertanyaan yang
diajukan karena kadangkala dari setiap pertanyaan terdapat jawaban-
jawaban yang sejenis sehingga perlu untuk disatukan ke dalam satu
analisis yang sama, khususnya untuk jawaban pada jenis pertanyaan
terbuka.
Soal Pengayaan
(UN SMA IPS, 2005)
Langkah-langkah dalam pengolahan
data suatu penelitian adalah ....
a. variabel, tabulasi, analisis, dan
kesimpulan
b. tabulasi, pengecekan,
coding
,
dan analisis
c. analisis, tabulasi, pembuatan
laporan, dan saran
d. analisis data, pengorganisasian
data, dan saran
e. persiapan, tabulasi,
pengorganisasian, dan analisis
Jawaban: a
Pengolahan data adalah usaha
yang konkret untuk membuat data
itu bermakna (Winarto Surakhmad,
1994:109). Dengan demikian, data
yang sudah terkumpul perlu diolah
menurut prosedur pengolahan data
yang baik. Langkah-langkah yang
ditempuh peneliti dari responden,
yaitu seleksi data, klasifikasi data,
tabulasi data.
104
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Data yang paling mudah dikelompokkan yaitu data yang berasal dari
jawaban angket tertutup yang
multiple choice
. Jawaban yang diperoleh
dari responden selanjutnya dihitung yang disebut
tallying
. Misalnya,
jawaban yang diperoleh dari satu pertanyaan yang diajukan kepada
80 orang siswa maka setiap siswa akan menjawab sesuai dengan
pendapatnya. Dengan
demikian, di
peroleh data sebagai berikut.
Tabel 4.1: Pendapat Siswa Mengenai Perkelahian Pelajar
Kategori
Tally
Frekuensi (f)
Mengganggu ketertiban
IIII IIII IIII IIII III
23
Sebagai solidaritas dengan teman
IIII IIII IIII IIII
19
Menambah keberanian
IIII IIII IIII
15
Membahayakan jiwa
IIII IIII IIII II
17
Jumlah
74
Berdasarkan
Tabel 4.1
, diperoleh jawaban bahwa siswa sebagai
responden ternyata cenderung tidak menyetujui adanya perkelahian
pelajar. Hal ini belum menunjukkan adanya analisis dari hasil
penyelidikan karena belum seluruh jawaban dikelompokkan dan
dihitung.
2. Kecenderungan Umum Melalui Statistik Sederhana
Data yang bersifat kuantitatif dapat diolah menggunakan statistik.
Statistik secara sederhana dapat dihitung dengan mencari nilai rata-
rata (
mean
), modus, median, dan persen yang disebut pengukuran
tendensi sentral, yaitu pengukuran dari pusat persebaran variabel.
Pengolahan data dari statistik sederhana ini diperoleh dari
frekuensi yang dicapai pengumpulan data yang merupakan suatu
ukuran. Ukuran statistik merupakan ukuran deskriptif yang akan
memperlihatkan gejala yang terkandung dalam data sehingga akan
memperlihatkan kecenderungan dan pengelompokan data.
Dalam pengolahan data melalui statistik diperlukan beberapa
pengertian dasar sebelum mengetahui
mean
, medium, modus, dan
persen.
a. Pengertian Dasar
Untuk memahami dasar-dasar statistik, terlebih dahulu
diperkenalkan beberapa istilah yang diperlukan. Kadangkala
beberapa istilah ini muncul kembali walaupun sebelumnya telah
dibahas. Hal ini sengaja dengan tujuan untuk lebih paham.
1) Variabel
Variabel memiliki dua karakteristik, yaitu a) karakteristik yang
dapat memberikan sekurang-kurangnya dua klasi
fi
kasi yang berbeda;
dan b) karakteristik yang mungkin memberikan sekurang-kurangnya
dua hasil pengukuran atau perhitungan yang berbeda.
Variabel dapat dibedakan yakni sebagai berikut.
a) Variabel kualitatif
Variabel ini dapat diperoleh melalui pengamatan atau variabel
yang tidak dinyatakan dengan bilangan. Ciri variabel kualitatif adalah
sebagai berikut.
(1) V
ariabel kualitatif
dichotomous
, yaitu variabel yang hanya
diklasi
fi
kasikan menjadi dua dan tidak menunjukkan peringkat
(
ordering
), misalnya jawaban,
Ya - Tidak
Mudah - Sukar
Dst.....
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
105
(2) Variabel
kualitatif
polychotomous
, yaitu variabel kualitatif banyak
dan tidak.
b) Variabel kuantitatif
(1) V
ariabel kuantitatif kontinu, yaitu variabel yang dapat
dinyatakan dalam bilangan, yang mengambil setiap harga, baik
bilangan bulat maupun bilangan pecahan. Misalnya, ukuran
berat, atau ukuran tinggi.
(2) Data kontinu dapat diperoleh dari hasil pengukuran yang terus
menerus, seperti perkembangan tinggi badan anak dapat diukur
setiap tahun atau suhu badan pasien di rumah sakit senantiasa
diukur tiap waktu.
(3) V
ariabel kuantitatif diskrit, yaitu variabel yang keadaannya
dinyatakan dalam bilangan bulat dan selalu dilihat dari
bentuknya. Misalnya, jumlah penduduk, banyaknya binatang,
atau jumlah buku.
2) Data
Data adalah fakta
(keterangan) dalam bentuk kualitatif atau
kuantitatif. Data diperoleh dari pengukuran
perhitungan, ataupun
pengamatan sehingga akan muncul fakta.
3) Pengukuran
Pengukuran adalah sebuah proses kuantifikasi, di mana
orang berusaha untuk mencantumkan bilangan terhadap ciri khas
(karakteristik) tertentu berdasarkan peraturan tertentu pula.
Terdapat dua syarat dalam pengukuran, yaitu:
a) jika melakukan pengukuran, maka akan selalu memperoleh
bilangan; dan
b) penafsiran terhadap bilangan yang dicantumkan bergantung
pada aturan yang dipakai.
Hasil pengukuran akan diperoleh tingkat atau skala pengukuran.
Berdasarkan jenis variabel, akan terdapat empat jenis tingkat
pengukuran, yaitu sebagai berikut.
a) Tingkat pengukuran nominal (skala nominal), yang sebuah
bilangan hanya memiliki satu fungsi yaitu sebagai lambang
untuk membedakan. Bilangan pada tingkat pengukuran nominal
ini tidak untuk dijumlahkan, dikurangi, dikalikan, atau dibagi
sehingga pada skala ini hukum matematika tidak berlaku.
Adapun lambang matematis untuk membedakan tingkat
pengukuran nominal, misalnya:
(1) Rumah di pinggir j
alan menggunakan nomor, yang
berfungsi untuk membedakan dengan rumah lain yang
memiliki nomor berbeda. Nomor rumah tidak untuk
dijadikan dasar perhitungan.
(2) Nomor
urut untuk panggilan pasien yang berobat ke dokter
atau rumah sakit. Nomor ini pun tidak untuk dijadikan
bilangan yang dapat dihitung pula.
b) Tingkat pengukuran ordinal (skala ordinal), pada tingkat peng
ukuran
ini bilangan memiliki dua
fungsi, yaitu sebagai lambang untuk
membedakan dan untuk memberikan peringkat (
rank
).
Misalnya,
(1)
Peringkat pemain bulu tangkis yang dibuat IBF, berarti semakin
kecil bilangan maka semakin tinggi peringkatnya.
(2) Sekolah dasar memiliki enam kelas yang berbeda (1,2,3,
4,5, dan 6), maka siswa yang berada di Kelas VI memiliki
peringkat paling tinggi. Dengan demikian, semakin besar
bilangan semakin tinggi peringkatnya.
106
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Kedudukan skala ordinal lebih tinggi dibandingkan dengan
skala nominal karena pada skala ordinal suatu bilangan semakin
kecil maka peringkatnya semakin tinggi, atau semakin besar bilangan
maka peringkatnya makin tinggi. Skala ordinal dapat mengurutkan
kualitas, tetapi tidak dapat mengurutkan jarak. Akibatnya, hukum
matematika tidak berlaku sepenuhnya apabila tidak ada persyaratan
tertentu yang menggunakan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
atau pembagian. Lambang yang dapat digunakan pada skala ordinal
adalah <, >.
c) Tingkat pengukuran interval (skala interval) memiliki tiga fungsi,
yaitu:
(1)
sebagai lambang untuk membedakan;
(2)
untuk memberi perin
gkat (semakin besar bilangan, semakin
tinggi peringkatnya); dan
(3)
memperlihatkan jarak (interval).
Ciri utama tingkat pengukuran interval, bahwa titik nol bukan
merupakan titik absolut, tetapi titik yang ditentukan oleh perjanjian.
Misalnya, skala yang terdapat pada termometer C, titik bekunya
adalah 00, sedangkan pada termometer F titik bekunya adalah 320.
Akibat dari sifat-sifat yang dimiliki skala interval maka hukum
matematika berlaku, misalnya pengukuran interval untuk ilmu
sosial, seperti:
(1) skala sikap
(2) skala minat
(3) skala partisipasi
d) Tingkat pengukuran
ratio
(skala
ratio
), dengan ciri bahwa titik
nol adalah titik absolut. Akibatnya, semua hukum matematika
menjadi berlaku.
b.
Mean
(Rata-Rata Hitung)
Mean
disebut juga nilai rata-rata.
Mean
merupakan hasil bagi
antara jumlah seluruh nilai dan jumlah unit yang diamati. Misalnya,
diperoleh data 2, 3, 4, 5, 6. Dengan demikian,
mean
-nya adalah 20:
5 = 4.
Terdapat dua cara perhitungan, yaitu:
1) Untuk data yang tidak dikelompokkan, dengan formulasi sebagai
berikut.
Keterangan:
: Mean
: Nilai data ke-1
N
: banyaknya
Xi
: Jumlah
Contoh: Perhatikan kelompok nilai sosiologi berikut: 4, 6, 9, 7, 8, 10, 3.
Jadi,
mean
-nya adalah
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
107
2) Untuk data yang dikelompokkan
Untuk mencari rata-rata hitung (
mean
) bagi data yang sudah
dikelompokkan yaitu dengan mencari
mean
duga (
mean assumed
),
tetapi sebelumnya harus ditentukan dahulu pengelompokan
data bersangkutan dengan mencari batas kelas (interval = i).
Batas kelas (interval = i) digunakan untuk mengelompokkan
data dengan tujuan agar memudahkan pengolahan, biasanya
dari populasi (N) di atas 30, intervalnya dapat dicari sebagai
berikut.
a) Seseorang mengambil angka ganjil < 10, tetapi > 1 yaitu 3,
5, 7, 9, maka salah satu angka tersebut dapat digunakan
sebagai batas kelas (i).
b) Jika terdapat perbedaan atau selisih (
range = Rg
) maka dibagi
dengan angka ganjil yang diambil dan ditambah 1, maka
hasilnya harus ada di antara angka 10 dan 20, jadi
Rg = Range (selisih)
I = interval
Contoh: Hasil Ujian Akhir Sekolah yang dicapai oleh sembilan
Kelas XII IPS, dari 84 siswa (n), diperoleh nilai tertinggi 58,
sedangkan nilai terendah 15, maka selisihnya sebesar 43. Untuk
mendapatkan batas kelas yang diingin kan dapat dicari dari
beberapa kemungkinan berikut ini.
a) Apabila interval yang digunakan adalah 3 (i = 3) maka
penghitungannya adalah:
Jadi untuk i = 3 dianggap memenuhi syarat, sebab 10 < 15 < 20.
b) Jika interval yang digunakan adalah 5 (i = 5) maka
penghitungannya sama seperti sebelumnya dan didapatkan
hasil 9,6, atau 10. Jadi, untuk i = 5 dianggap memenuhi syarat
sebab 10 = 10 < 20.
c) Jika interval yang digunakan adalah 7 (i = 7) maka dengan
penghitungan yang sama diperoleh hasil 7,14 atau 7. Jadi,
untuk i = 7 dianggap tidak memenuhi syarat sebab 7 < 10.
d) Jika interval yang digunakan adalah 9 (i = 9) maka dengan
penghitungan yang sama diperoleh hasil 5,78 atau 6. Jadi
untuk i = 9 tidak memenuhi syarat karena 6 < 10.
Dengan demikian, yang dapat dijadikan interval adalah
3 dan 5. Pada bagian ini dimisalkan menggunakan salah
satunya yaitu 5.
Mean
duga atau rata-rata hitung untuk data berkelompok
yang memiliki batas kelas (interval = 5) digunakan rumus:
Keterangan:
: Mean satu set pengukuran
: Mean duga
: Jumlah hasil perkalian frekuensi
dan simpangan (deviasi) duga
: Banyaknya individu pengukuran
: Interval atau batas kelas
108
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Contoh: Tabel 4.2 untuk mencari
mean
bagi data berkelompok
dari nilai UAS mata pelajaran Sosiologi di sembilan Kelas
XII IPS. Kemudian diambil sampel sebanyak n = 84 siswa
maka terlihat kecenderungan nilai yang didapat oleh siswa
tersebut, yaitu:
Tabel 4.2: Persebaran Frekuensi Individu (
f
) dan Simpangan
Duga (d) untuk Mendapatkan
Mean
(
) dengan
Mean
Duga (
)
Mean
duga dihitung sebagai berikut:
Mean
= 33 + (27/84) 5
= 33 + 135/84
= 34,607143 atau 34,61
Nilai 33 dapat diketahui dari batas kelas 31–35 yang merupakan
titik tengah. Dari batas kelas tersebut, diletakkan angka 0 yang
merupakan nilai yang dikodekan atau simpangan duga (d), ke atas
dari angka 0 pada tabel tersebut diletakkan angka 1, 2, 3, 4, dan 5
dengan tanda positif. Sebaliknya, ke bawah dari angka 0 diletakkan
angka 1, 2, 3, dengan tanda negatif. Selanjutnya, hasil dari simpang
duga (d) dikalikan dengan frekuensi individu (f).
Adapun keuntungan
mean
atau rata-rata hitung adalah sebagai
berikut.
1) Nilai rata-rata memberikan gambaran secara proporsional.
2) Nilai rata-rata digunakan secara luas dalam berbagai bidang dan
sangat mudah diartikan.
3) Pengolahan
mean
sangat mudah, baik yang berasal dari data
terpencar maupun yang berasal dari data berkelompok.
4) Nilai rata-rata selalu digunakan dalam statistik.
c. Modus atau Mode
Modus atau mode adalah hasil pengukuran atau angka yang
paling banyak terdapat dalam deretan angka-angka atau hasil
pengukuran. Dengan kata lain, bilangan yang paling banyak
muncul. Sebagai contoh, deretan angka-angka berikut ini dapat
dicari modusnya,
15, 17, 18, 22, 24, 25, 25, 25, 27, 28, 29
Modus dari angka-angka tersebut adalah 25
karena angka yang
paling banyak muncul. Angka tersebut merupakan modus untuk
data yang tidak berkelompok. Contoh lain untuk mencari modus
seperti berikut ini.
Kelas
(C)
Batas Kelas
(i=5)
Frekuensi
(
f
)
Deviasi
(d)
Perbanyakan
(
f
,d )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
56 - 60
51 - 55
46 - 50
41 - 45
36 - 40
31 - 35
26 - 30
21 - 25
16 - 20
1
2
0
15
16
26
17
6
1
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
5
8
0
30
16
0
-17
-12
-3
Jumlah
84
(-n)
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
109
Seorang penyelidik mengumpulkan data mengenai latar belakang
pekerjaan orangtua dari 13 orang siswa SMA di Kelas XII IPS. Data
yang diperoleh dari latar belakang pekerjaan tersebut adalah:
Tabel 4.3: Latar Belakang Pekerjaan Orangtua Siswa
Jadi, modus latar belakang pekerjaan orangtua siswa adalah
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Bagi data yang berkelompok dengan interval sama, modus
merupakan titik dalam skala angka tersebut yang merupakan
frekuensi terbesar. Kadangkala kenyataannya dijumpai lebih dari satu
modus. Persebaran yang mempunyai satu modus disebut unimodal,
dua modus disebut bimodal, tiga modus disebut trimodal, dan lebih
dari tiga modus disebut multimodal. Untuk mendapatkan modus
pada tabel berikut ini sebagai data yang berkelompok adalah:
Kelas Batas
Kelas Frekuensi
(C)
(i = 5)
(f)
1
56 – 60
1
2
51 – 55
2
3
46 – 50
0
4
41 – 45
15
5
36 – 40
16
6
31 – 35
26
7
26 – 30
17
8
21 – 25
6
9
16 – 20
1
Rumus yang digunakan untuk mencari modus dalam tabel
tersebut adalah:
Keterangan:
1
= Batas bawah
= frekuensi terendah
= frekuensi tertinggi
Modus dari persebaran angka di dalam Tabel 4.4 terletak pada
batas kelas 31 – 35 karena frekuensi terbanyak yaitu 26. Untuk
mencari modus seperti pada rumus tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa langkah yaitu sebagai berikut.
1) Mencari batas kelas dari persebaran yang memiliki frekuensi
tertinggi, yaitu 31–35.
2) Cari batas bawah dari batas kelas tersebut yaitu 31.
Jenis Pekerjaan
Frekuensi (f)
Pegawai Negeri Sipil
5
ABRI 2
Pedagang/Wiraswasta 2
Petani 2
Karyawan Swasta
1
Lain-lain 1
Jumlah 13
Tabel 4.4: Persebaran Frekuensi Individu (f)
untuk Mendapat kan Modus
110
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
3) Frekuensi yang berdekatan dengan frekuensi tertinggi (di
atas 26 dan di bawahnya atau yang mengapit frekuensi),
yaitu 16 dan 17. Jika frekuensi yang mengapit frekuensi
tertinggi itu yang paling tinggi dinyatakan dengan f atau 16
dan frekuensi yang paling kecil dinyatakan dengan f atau
17, maka dirumuskan menjadi:
4) Hasil yang didapat kemudian dikalikan dengan interval
(i = 5), maka diperoleh: 0,48 x 5 = 2,4
5) Langkah terakhir adalah dengan menambahkan angka di
atas (2,4) dengan batas terbawah dari batas kelas (interval),
yaitu: 31 + 2,4 = 33,4.
Dengan demikian, modus persebaran dari Tabel 4.4 adalah 33,4.
d. Median
Median adalah suatu bilangan yang membagi dua nilai-nilai
atau kelompok bilangan sehingga banyaknya bilangan di bagian
yang satu sama banyaknya dengan di bagian lain. Median disebut
juga rata-rata letak.
Contoh: satu rangkaian terdiri atas 5 pengukuran (n = 5).
Pengukuran dilakukan terhadap lima orang siswa yang sering
berkelahi. Ditanyakan kepada siswa bersangkutan berapa kali
perkelahian yang pernah dilakukannya semenjak kecil sampai
sekarang sehingga didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 4.5: Banyaknya Perkelahian yang Pernah Dilakukan Siswa
Nama Siswa
Banyaknya Perkelahian
(f)
A 9
B 3
C 6
D 12
E 14
Jumlah n = 5
Jika diurutkan banyaknya perkelahian yang pernah dilakukan
maka menjadi:
14, 12, 9, 6, dan 3
Dengan demikian, median yang diperoleh adalah 9.
Semakin banyak n atau jumlah yang diukur, maka akan semakin
sulit menentukan median. Dengan demikian, median terbagi menjadi
median data tak berkelompok dan median data berkelompok.
1) Median Data tidak Berkelompok
Median data tidak b
erkelompok dapat dilakukan jika ukuran n
kecil. Misalnya, pengukuran dilakukan terhadap 16 orang siswa Kelas
XII IPS yang mengikuti UAS Sosiologi (n = 16) dengan jumlah soal
70 buah sehingga didapat banyaknya jumlah jawaban yang benar
dari setiap siswa, yaitu:
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
111
Tabel 4.6: Jumlah Jawaban yang Benar UAS Sosiologi
Kelas XII IPS
Siswa
Banyaknya Jawaban yang Benar
1
53
2
11
3
18
4
33
5
28
6
16
7
31
8
48
9
34
10
61
11
57
12
26
13
63
14
27
15
42
16
39
Jumlah jawaban yang benar apabila diurutkan, diperoleh deret
sebagai berikut.
63, 61, 57, 53, 48, 42, 39, 34, 33, 31, 28, 27, 26, 18, 16, dan 11
Untuk menentukan lokasi mediannya, digunakan rumus:
½ (n = 1) = Lokasi Median
Jadi, median yang diperoleh dari nilai ulangan susulan Sosiologi
adalah:
½ (16 + 1) = 8,5
atau terletak
pada lokasi 8 dan 9 yang menjawab benar sebanyak 33
dan 34, median eksaknya diperoleh:
½ (33 + 34) = 33,5
2) Median Data Berkelompok
Struktur menentukan median pada data yang berkelompok sedikit
lebih rumit dibandingkan dengan menentukan median pada data tidak
berkelompok. Kedudukan tengah data berkelompok belum tentu
sesuai dengan posisi kelas di tengah-tengahpersebaran frekuensi
data. Oleh karena itu, diperlukan beberapa langkah mencari median
data berkelompok. Median duga yang berada pada kelas berfrekuensi
kumulatif
, perlu tabel frekuensi kumulatif. Tabel ini digunakan
untuk mencari
kuartil
dan
presentil
.
Perhatikan dan pahami langkah-langkah mencari median untuk data berkelompok. Untuk
menantapkan belajar Anda carilah median data berkelompok dari data nilai ulangan harian
sosiologi yang lalu di kelas Anda. Kerjakan bersama kelompok belajar Anda yang terdiri
atas empat siswa.
Kerja Sama 4.3
112
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Tabel 4.7: Persebaran Frekuensi Kumulatif (Data Berkelompok)
Nilai UAS Sosiologi
Kelas
Batas Kelas Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
(C)
(i = 5)
(f)
(f)
1
56 – 60
1
84
2
51 – 55
2
83
3
46 – 50
0
81
4
41 – 45
15
81
5
36 – 40
16
66
6
31 – 35
26
50
7
26 – 30
17
24
8
21 – 25
6
7
9
16 – 20
1
1
n = 84
Langkah mencari median untuk data berkelompok:
a) bagilah jumlah frekuensi dengan 2 dari
Tabel 4.7
, jumlah
tersebut ialah 84 (= n);
n : 2 = 84 : 2 = 42
b) berdasarkan pengamatan pada batas kelas, di manakah 42
terletak, karena hanya ada 24 jumlah frekuensi kumulatif
yang ada di bawah interval 31–35, dan ada 50 jumlah
frekuensi kumulatif yang ada di bawah interval 41–45.
Dengan demikian, titik atau angka 42 ini harus ada pada
titik interval 31–35;
c) kurangi 42 dengan frekuensi kumulatif (f) yang ada di bawah
frekuensi kumulatif untuk interval 31–35. Menurut Tabel
4.7, bilangan tersebut adalah 24. Jadi: 42–24 = 18;
d) kalikan angka tersebut (18) dengan interval (i = 5). Jadi, 18
x 5 = 90;
e) buat pembagian dari angka 90 dengan jumlah frekuensi batas
kelas 31–35. Menurut
Tabel 4.7
, frekuensinya ialah 26. Jadi,
90 : 26 = 3,46;
f)
tambahkan angka ini (31) dengan batas terbawah dari batas
kelas (batas bawah eksak) tersebut, dilambangkan dengan
B yaitu: ½ (30 + 31) = 30,5.
Jadi, kelas mediannya adalah: 3,46 + 30,5 = 33,96.
Lebih jelasnya, rumus dan perhitungan untuk mendapatkan
median dengan data berkelompok adalah sebagai berikut.
e. Perbandingan kedudukan
Mean
, Modus, dan Median
Kedudukan relatif
Mean
, Modus, dan Median bergantung pada
sebarannya, apakah normal atau miring. Berikut ini menggambarkan
tiga kemungkinan letak antara
Mean
, Modus, dan Median.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
113
Gambar 4.6
memperlihatkan kedudukan
mean
, median, dan
modus.
1) Jika persebaran pengukuran tersebut simetrik (normal) seperti
pada gambar (a),
mean
, median, dan modus itu identik.
Maksudnya, ketiga jenis pengukuran tersebut berada pada
kedudukan yang sama (tidak ada perbedaan nilai antara
mean
,
median, dan modus).
2) Jika persebaran tersebut miring pada gambar (a) dan (c),
mean
,
median, dan modus itu saling menjauhi.
3) Jika persebaran (distribusi) data adalah miring positif atau miring
kanan seperti pada gambar (b), dengan c
iri-ciri:
a) ekor lebih panjang dari persebaran data, menuju ke kanan;
b) median mengambil tempat setengah bagian di depannya
dan setengah bagian lagi di belakangnya.
Selama ekor panjang itu menjulur ke kanan, modus masih
berada di puncak kurva tertarik ke kiri dari median, yakni
mean
yang
paling peka untuk tertarik ke persebaran nilai-nilai yang tinggi.
4) Jika persebaran data tersebut miring negatif, persebaran nilai-
nilai cenderung ke arah yang rendah.
f. Persentase
Persebaran data yang diperoleh dari alternatif jawaban dapat
dilakukan melalui persentase, yaitu rata-rata frekuensi dicari jumlah
persentasenya.
Tabel 4.8: Pendapat Siswa Mengenai Perkelahian Siswa
Berdasarkan
Tabel 4.8
, siswa cenderung beranggapan bahwa
perkelahian siswa dapat mengganggu ketertiban (32,50%), bersifat
solidaritas atas teman (28,75%), tetapi di antara mereka belum tentu
mengetahui latar belakang terjadinya perkelahian.
Berdasarkan
Tabel 4.8
, frekuensi pendapat siswa mengenai
perkelahian pelajar dibuat persentase. Hal ini sebagai cara termudah
dan paling sederhana dalam penggunaan data kuantitatif.
Gambar 4.6
Perbandingan Kedudukan
Mean
, Me-
dian, dan Modus
Perbandingan kedudukan
mean
, median,
dan modus.
(a)
(b)
(c)
Kategori Frekuensi
(f)
%
Mengganggu ketertiban
26
(26 : 80) x 100% = 32,50
Sebagai solidaritas dengan teman
23
(23 : 80) x 100% = 28,75
Menambah keberanian
14
(14 : 80) x 100% = 17,50
Membahayakan jiwa
17
(17 : 80) x 100% = 21,25
Jumlah 80
100
(a) Persebaran simetrik (normal)
(b) Persebaran miring positif
(c) Persebaran miring negatif
114
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Pada hakikatnya, tujuan persentase yaitu untuk memper lihatkan
dengan tegas besarnya relatif antara dua angka atau lebih. Dengan
kata lain, persentase untuk memberikan gambaran secara sederhana
mengenai hubungan dua angka atau lebih. Kesederhanaan dan
ketegasan persentase diperoleh dengan dua cara, yaitu:
1) semua angka dari frekuensi disederhanakan sehingga mudah
dikalikan 100% dan dibagi dari jumlah frekuensi, dan
2) salah satu angka yaitu angka pokok harus berjumlah 100 sehingga
mudah dibagi. Dengan demikian, mudah pula memperoleh
besar-kecilnya angka-angka tersebut secara relatif.
3. Hubungan Berbagai Data
Variabel penelitian yang diajukan tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berhubungan, seperti halnya antara variabel bebas dan variabel
terikat. Kedua variabel tersebut merupakan syarat minimal dari suatu
penelitian. Hubungan berbagai data melalui dua variabel atau lebih
dapat digambarkan dengan cara-cara tabulasi silang dan hubungan
antardata.
a. Tabulasi Silang
Tabulasi silang dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh
satu variabel terhadap variabel lainnya yang diperiksa secara
serempak. Misalnya, hubungan antardua variabel dicari antara
pendapat siswa tentang perkelahian pelajar sebagai variabel bebas
dan siswa yang suka membolos sekolah sebagai variabel terikat.
Tabulasi silang adalah tabulasi sederhana, dibuat dengan jalan
memisah setiap kesatuan data dalam setiap kategori menjadi dua
atau tiga (mungkin lebih) subkesatuan. Dengan demikian, akan
diketahui jumlah kelompok responden berdasarkan kecenderungan
dalam menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terperinci
secara proporsional.
Kedua variabel kesatuan data tersebut disusun berdasarkan
persentase, digambarkan pada tabel berikut.
Berdasarkan
Tabel 4.9
, jelas sekali hubungan antardua variabel
bahwa siswa yang suka membolos berpendapat bahwa perkelahian
pelajar sebagai solidaritas dengan teman (25%) dan menambah
keberanian (13,75%), sedangkan bagi siswa yang tidak suka membolos
berpendapat bahwa perkelahian pelajar mengganggu ketertiban
(30%) dan membahayakan jiwa (16,25%). Dengan demikian, terdapat
kecenderungan bahwa siswa yang tidak suka membolos tidak
senang berkelahi, sedangkan siswa yang suka membolos memiliki
kecenderungan terlibat dalam perkelahian pelajar.
Pendapat Siswa
Kebiasaan Siswa
Suka
Membolos
Tidak Suka
Membolos
%
F
Jumlah
%
F
%
F
Mengganggu ketertiban
Sebagai solidaritas dengan teman
Menambah keberanian
Membahayakan jiwa
Jumlah
2
20
11
4
37
2,50
25
13,75
5
46,25
25
3
3
13
43
25
3
3
13
43
26
23
14
17
80
32,50
28,75
17,50
21,25
100
Tabel 4.9: Hubungan Antara Kebiasaan Siswa terhadap Pendapat Siswa
tentang Perkelahian Pelajar
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
115
Tabulasi silang pada Tabel 4.9 merupakan prosedur analisis ke
arah penemuan (kesan) ada tidaknya hubungan antarvariabel dalam
bentuk data persentase berdasarkan jawaban yang dipilih siswa
sebagai responden.
b. Mengukur Hubungan Antardata
Hubungan antardata melalui dua variabel dapat diukur yang
hasilnya dinyatakan dengan lambang bilangan antara 0,00 dan 1,00
atau - 1,00 digunakan untuk menarik kesimpulan, yaitu:
1) jika diperoleh hasil 0,00 berarti hubungan antarvariabel tidak
ada;
2) jika diperoleh hasil 1,00 atau - 1,00 berarti terdapat hubungan
antarvariabel.
Agar memperoleh penjelasan hasil pengukuran, digunakan data
dari Tabel 4.10, sedangkan angka yang digunakan bukan angka per-
sentasenya, melainkan berdasarkan angka hasil pilihan siswa.
Tabel 4.10: Mengukur Hubungan Siswa yang Suka Membolos
dan Siswa yang tidak Suka Membolos terhadap
Perkelahian
Siswa yang Tidak
Suka Membolos
Siswa yang Suka
Membolos
Pendapat Siswa
Perkelahian sebagai
solidaritas dan
menambah keberanian
Perkelahian mengganggu
ketertiban dan
membahayakan jiwa
31 (a)
6 (c)
6 (b)
37 (d)
Perhitungan mencari hubungan ini menggunakan rumus
Yule’s
Q, yaitu:
Hasil perhitungan dicapai 0,94 lebih dekat ke 1,00 dibanding–
kan dengan 0,00. Jadi, kesimpulannya terdapat hubungan
antarvariabel.
116
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
Jenis-jenis penelitian sangat bergantung pada segi penelitian
tersebut ditinjau. Berdasarkan cara dan taraf pembahasan
masalah penelitian dibedakan menjadi atas penelitian deskriptif
dan penelitian inferensial. Dilihat dari tujuan yang ingin
dicapai, penelitian dibedakan menjadi penelitian eksploratif,
penelitian uji, dan penelitian deskriptif. Berdasarkan bentuk
dan metode pelaksanaannya, penelitian dibagi tiga, yaitu Studi
Kasus, Survei, dan Eksperimen. Penelitian juga dilakukan
pada setiap kajian ilmu, baik eksakta maupun ilmu sosial,
dengan pemakaian baik secara murni yaitu mengembangkan
ilmu pengetahuan sendiri maupun bersifat terapan. Adapun
berdasar kan tempatnya, penelitian ada yang dilakukan di
labora torium, kepustakaan, dan lapangan.
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari
data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab
permasalahan penelitian. Dalam pengum pulan data terdapat
beberapa metode yang digunakan, seperti angket, wawancara,
observasi, dan dokumentasi atau kepustakaan. Setiap metode
memiliki syarat masing-masing yang bergantung pada jenis
dan sampel penelitiannya.
Pengolahan data dibedakan atas analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Perbedaan ini bergantung pada sifat data
yang dikumpulkan. Data yang bersifat monografis menggunakan
analisis kualitatif, sedangkan data yang memiliki jumlah lebih
besar menggunakan analisis kuantitatif. Statistik secara
Rangkuman
sederhana dapat dihitung dengan mencari nilai rata-rata (
mean
),
modus, median, dan persen yang disebut pengukuran tendensi
sentral, yaitu pengukuran dari pusat persebaran variabel.
Dalam pengumpulan data penelitian, seorang peneliti
dapat melakukan empat macam cara, yaitu teknik angket,
wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumen baik
berupa arsip-arsip maupun informasi-informasi di media
massa. Keempat cara pengumpulan tersebut tidak harus
ditempuh oleh seorang peneliti. Akan tetapi, hal tersebut
sangat berpengaruh pada kelengkapan dan kerincian data
yang pada akhirnya akan sangat berpengaruh pula pada bobot
atau kualitas dari penelitian yang dilakukan. Keempat cara
pengumpulan data tersebut memiliki sifat saling melengkapi
antara satu dan lainnya, sehingga semakin beragam cara
yang dilakukan dalam mengumpulkan data maka hal itu akan
semakin baik. Demikian pula sebaliknya.
Setelah data dari beragam sumber melalui cara-cara yang
variatif dikumpulkan, langkah berikutnya bagi seorang peneliti
adalah melakukan klasifikasi atau pengelompokan data. Hal
tersebut penting dilakukan untuk memiliki nilai yang sama.
Upaya tersebut sangat bermanfaat apabila terjadi pertentangan
antara data-data tersebut maka seorang peneliti dapat dengan
mudah menentukan data mana yang harus diperhatikan dan
data mana yang dapat diabaikan terkait dengan topik penelitian
yang sedang dilakukan.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
117
Peta Konsep
Setelah mempelajari bab ini, adakah materi yang belum Anda
pahami? Jika ada, materi apakah yang belum Anda pahami
tersebut? Bacalah kembali materi dari awal bab dan buat
Apa yang Belum Anda Pahami?
rangkumannya. Sebelum masuk pada uji kemampuan bab,
pahami peta konsep terlebih dahulu.
diperlukan
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Pengumpulan
dan Pengolahan
Data Penelitian
Pengumpulan
Data
Penelitian
Pengolahan
Data
Teknik Angket
Wawancara
Observasi
Dokumen dan
Media Massa
Pengelompokan
Data
Hubungan
Berbagai Data
Statistik
Sederhana
kemudian
meliputi
antara
lain
terdiri
atas
118
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
1. Alat pengumpul data penelitian berbentuk
daftar pertanyaan disebut ....
a. angket
b. tabulasi
c. statistik
d. wawancara
e. data silang
2. Orang sebagai subjek penelitian yang
menjawab pertanyaan dari daftar pertanyaan
yang diedarkan disebut ....
a. responden
b. populasi
c. random
d. satuan data
e. objek data
3. Setiap pertanyaan yang terdapat dalam daftar
isian dinamakan .....
a. soal
b.
items
c. pilihan
d. argumen
e. alasan
4. Pertanyaan dalam daftar isian untuk
dijawab secara bebas oleh subjek penelitian
di namakan ....
a.
closed and item
b.
open and item
c.
supply type item
d.
demand questionnare
e.
simple question
5. Pertanyaan dalam daftar isian dibuat untuk
dijawab secara terbatas oleh subjek pene litian.
Daftar pertanyaannya sendiri dina makan ....
a.
open form question
b.
closed form questionnare
c.
questionnare
d. daftar isian
e.
open form questionnare
B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
• Penelitian eksploratif
• Observasi
• Survei
• Variabel
• Eksperimen
•
Mean
• Responden
• Modus
• Informan
• Median
•
Interview
•
Angket
A. Jelaskan konsep-konsep berikut.
Uji Kemampuan Bab 4
Kerjakan pada buku latihan Anda.
6. Tanya jawab untuk mengumpulkan data
yang dilakukan secara lisan terhadap subjek
penelitian dinamakan ....
a. panel diskusi
b. diskusi
c. wawancara
d. pidato
e. ceramah
7. Agar menghasilkan data sesuai dengan yang
diinginkan dan tanya j
awab lisan tidak keluar
jalur penelitian, diperlukan adanya ....
a. pewawancara
b. subjek penelitian
c. hasil wawancara
d. pedoman wawancara
e. pengolahan data
8. Keberhasilan pengumpulan data dengan tanya
jawab secara lisan bergantung pada ....
a. alat penelitian
b. pengolahan data
c. analisis data
d. pewawancara
e. komunikasi
9. Teknik pengumpulan data dengan tanya
jawab secara lisan harus efektif, artinya ....
a. data yang terkumpul dapat diukur dan
ditarik kesimpulan
b. hasil penelitian dapat dipertanggung-
jawabkan secara ilmiah
c.
banyaknya data merupakan keber hasilan
penelitian
d. pengolahan data dilaksanakan sesuai
dengan hasil tanya jawab
e. dalam waktu yang singkat diperoleh data
sebanyak-banyaknya
10.
Pengamatan dan pencatatan untuk men-
dapat kan data dari gejala sosial dan psikis
dinamakan ....
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian
119
a. penelitian
b. investigasi
c. observasi
d. penelaahan
e. bedah data
11. Data yang bersifat monogra
fi
s harus meng-
gunakan analisis ....
a. analisis kuantitatif
b. analisis memilih
c. analisis monogra
fi
s
d. analisis statistik
e. analisis kualitatif
12. Data yang t
elah terkumpul dari lapangan
perlu diteliti kembali yang disebut ....
a.
tallying
b. koding data
c. pengukuran tendensi sentral
d. editing
e. variabel
13.
Jawaban yang ditulis dalam angket ada
kesesuaian antara jawaban yang ada dalam
pertanyaan pertama dan jawaban dalam
pertanyaan selanjutnya sehingga setiap
pertanyaan tidak ada kesan asal jawab. Dalam
editing termasuk ....
a. lengkapnya pengisian
b. keterbacaan tulisan
c. keajegan dan kesesuaian jawaban satu
sama lainnya
d. kejelasan makna jawaban, seorang
pengumpul data atau responden
e. relevansi jawaban
14. Us
aha mengelompokkan atau mengklasi
fi
-
kasi kan jawaban-jawaban para responden
menurut macamnya disebut ....
a.
tallying
b. koding data
c. editing
d. pengukuran tendensi sentral
e. variabel
15. Variabel yang
menunjukkan adanya peringkat
yang berbeda tetapi tidak untuk dihitung,
misalnya kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 disebut
variabel ....
a. variabel kualitatif
ordinal
b. variabel kualitatif
dichotomous
c. variabel kualitatif
polychotomous
d. variabel kualitatif kontinu
e. variabel kualitatif diskrit
16. V
ariabel yang dapat dinyatakan dalam
bilangan, yang mengambil setiap harga, baik
bilangan bulat maupun bilangan pecahan
disebut ....
a. variabel kualitatif
ordinal
b. variabel kualitatif
dichotomous
c. variabel kualitatif
polychotomous
d. variabel kualitatif kontinu
e. variabel kualitatif diskrit
17. Fakta at
au keterangan dalam bentuk kuali tatif
atau kuantitatif, disebut ....
a. variabel
b. pengukuran
c. data
d.
mean
e. modus
18. Sebuah proses kuantitatif yang menjadikan
orang berusaha untuk mencantumkan
bilangan terhadap khas tertentu berdasarkan
peraturan tertentu pula disebut ....
a. modus
b.
mean
c. pengukuran
d. data
e. variabel
19. Pengukuran yang fungsinya untuk lambang
membedakan, peringkat, dan memper hatikan
jarak disebut jenis tingkat ....
a. tingkat pengukuran nominal
b. tingkat pengukuran ordinal
c. tingkat pengukuran ratio
d. tingkat pengukuran skala ordinal
e. tingkat pengukuran interval
20. Pengukuran dilakukan terhadap lima orang
siswa Kelas XII IPS yang mengikuti UAS
Sosiologi < n = 5 > dengan jumlah soal 10 buah
sehingga didapat banyaknya jumlah jawaban
yang benar dari setiap siswa, yaitu:
Siswa Banyaknya jawaban
1
5
2
7
3
9
4
6
5
8
Apabila jumlah jawaban yang benar diurut kan,
diperoleh deret 9, 8, 7, 6, 5.
Dengan demikian, median dari soal tersebut
adalah ....
a. median data berkelompok
b. median data tak berkelompok
c. median data bertingkat
d. median data tak bertingkat
e. median data acak
120
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.
1. Apa tujuan pengumpulan data dengan
menggunakan angket?
2. Mengapa setiap penelitian dilakukan pengum -
pulan data?
3. Mengapa perlu dilakukan uji coba terlebih
dahulu pada alat pengumpulan data?
4. Apa keuntungan yang diperoleh apabila
pengumpulan data dengan angket bentuk
pilihan ganda?
5. Mengapa pertanyaan dalam pengumpulan
data tidak boleh membingungkan?
6. Mengapa dalam tanya jawab secara lisan,
seorang pewawancara harus memperhatikan
penampilan?
7. Uraikan bahwa pengumpulan data dengan
meng gunakan wawancara harus meng gunakan
pedoman wawancara.
8. Deskripsikan bahwa observasi diperlukan
dalam pengumpulan data mengenai gejala
sosial.
9. Mengapa surat pribadi seseorang dapat
dijadikan sumber data?
10. Mengapa dalam mengumpulkan data dari
media massa, seorang peneliti harus teliti?
11. Sebutkan tiga tahap analisis kuantitatif.
12. Uraikan karakteristik variabel.
13. Sebutkan dan jelaskan empat jenis tingkatan
pengukuran.
14. Sebutkan k
euntungan dari penggunaan
mean
.
15. Gambarkan kedudukan
mean
, modus, dan
median persebaran simetrik (normal), miring
positif, miring negatif.
Kajian Sosiologi Bab 4
Berikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari
angket terbuka dan angket tertutup. Tuliskan
No.
Angket
Kelebihan
1
2
Terbuka
Tertutup
Kekurangan
pada buku latihan Anda seperti contoh tabel
berikut ini.